Selasa, 08 April 2014
Hening dalam sepi,..
Berjalan menelusuri jalan dalam gelap menuju cahaya yang
amat terang menanti pada hadapan,… saat tubuh ini telah merasa letih tuk menapak
kaki,… rasa penyesalan yang selalu terasa keputusasaan akan tindakan yang
terdahulu,.. surga dunia telah dinikmati dalam...
keseharian nya yang telah berlalu,..
laki-laki yang merasa gagah waktu usianya tergolong muda saat ia baru mengenal
dunia,… segala materi ia telah miliki atas kepedulian kedua orang yang sangat
menyanyanginya,.. diberikan wajah tampan tuk mempesona akan kehidupan,.. namun,
baginya wanita itu sebagai kupu-kupu yang mudah dirampas akan sayapnya,… yang akhirnya kupu-kupu tak mampu terbang
tanpa sayapnya yang telah di renggut oleh laki-laki yang hanya mendepankan
kepuasan akan dirinya sendiri,… mendepankan
suatu paham egoisme,… tak peduli berapa banyak air mata yang keluar dari sang kupu-kupu…
kadang materi yang ia miliki dapat membeli segala hal bahkan kehormatan,… itu
berlangsung secara terus-menerus yang akhirnya membuat nya suatu kehancuran
pada hidup kedua orang yang sangat menyayanginya,.. segala materi hanya
terbuang percuma untuk kehidupan ia sebagai putra tunggal satu-satunya dari
keturunan pasangan yang mulai rentih akan masa kehidupan yang mereka jalani,… serangan virus yang membuat jalannya terhenti
selamanya,… penantian kematian selalu menghantui dalam tiap langkah yang ia
tempuh,… tangis, penyesalan dan kehampaan selalu menerpa seakan obak yang
menerjang karang,.. begitu rapuh dihiasi virus yang selalu merogoti syaraf dan
keseimbangan tubuh yang ia miliki,.. jasad yag telah hancur tuk menebus air
mata kupu-kupu yang ia patahkan sayapnya,..
hanya menunggu malaikat pencabut nyawa datang tuk menghampiri,…
sebuah kisah dua Insan yang bersama-sama menuju konsistensi komitmen yang di ukir di dalam sebuah untaian deskripsi kata-kata dan gambar,....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar