Itu
pun saya, hanya aneh disetiap mereka
bilang.
hanya diam dan angkuh dalam tak menyapa, terlalu
sepi dan sunyi yang berpijak diri.
Cara
yang tak dimengerti, cara yang sekilas terpaham dan kemudian menyimpulkan.
Haruskah
menghakimi, haruskah didakwa atas hidup yang terjalani dan semangkin ingin
diketahui, saya sang senja yang tak berjingga, sang pelangi yang tak berwarna
dan fajar yang tak bercahaya.
Saya
tak akan bosan mendengar celoteh kalian.
Ucapan
kalian ataupun argumen kalian tentang hidup saya, luka yang ada dibalik seynuman
dan duka yang menyelip tawa, mencoba tegar dan harus terpatah kan lagi.
Begitu
makhluk-makhluk bernama manusia tersebut, menyela cara yang saatnya sendiri sulit
dimengerti, dengan sekejap semua bercerai dan tak terkumpulkan.
Saya
hanya memandang, pandangan terindah yang tertutup malu tapi tetap tak terpupus,
melangkah dan tetap menenangkan hati yang ombaknya akan pecah keluar.
Haruskah
saya berkata saya sangat sedih......
Ataukah
berteriak, tolong selamatkan saya dari luka.....
Saya
cukup hidup, untuk dia, ia dan sekelompok kamu yang selalu menyayangi saya,
mengasihi saya, dan merapikan semangat saya yang hampir memudar pada saat.
“suaramu itu lho terlalu keras, bisa gak
dilembutin, atau bisa gak diem saat lagi fokus, bisa gak kata maaf itu bukan
sekedar ucapan, tapi harus bener-bener menyesalinya, selanjutnya kan kalo
cerita-cerita bisa sharing gni “.
Bosaaaaaan...
Untuk
saya mendengarnya berulang-ulang, atau mungkin menjadi sapaan untuk saya saat
anda-anda melihat,
Bisakah
manusia-manusia saat ini tidak suka mengusik ataupun seperti seorang jaksa yang
bertanya tanpa mengerti arti sebuah rasa hati. Bisakah sedikit memAhami untuk
bukan sekedar peduli, dan berempati palsu.
Saya
tak tahu lagi harus mengakhiri semua dari keadaan yang mana, untuk tak menemui
kesalahan, saya selalu berpikir akan apa yang terjadi, hingga menjadi sebuah
pertanyaan di benak ini, apakah saya yang tak mau menyadari situasi atau kalian
semua yang tak dapat membuat pengertian.........
Saya
perempuan yang masih cukup untuk menjalaninya sendiri, menatanya untuk kota
hidup yang hanya ada saya penghuninya, ....
Pernahkah
terlintas dipikiran, haruskah menjadi masalah diatas masalah orang lain,
haruskah membebani beban yang sudah berat untuk orang lain, pun haruskah saya
menjelaskan semuanya untuk kalian berhenti....
Saya
perempuan, perempuan biasa, dan itupun saya yang dengan volume besar, berteriak
kemana2, saya mencoba lebih lembut dan rata2 nya tetap saja berbeda,
selanjutnya itu akan menjadi sebuah cacian karena bersuara besar.
Saya
perempuan, yang tak berbeda, lalu itupun saya, dengan kata maaf yang yang
sering diucap meski akan mengulangnya beberapa kali lagi kejadian yang sama,
saya belajar mengungkapkanya, saya mencoba perlahan, tidak mudah menyatakan
kekalahan diri tersebut didepan semua orang, apakah saya salah ?????????????
Haruskah
saya hanya mengucap maaf hanya dengan kesalahan yang fatal, saya mencoba
menghargai... setiap waktu yang berlewat dan tak ad penyesalan kesalahan pada
sebuah ungkapan maaf...
Bukankah
maaf itu ungkapan besar untuk menyelesaikan masalah dengan cara terhormat, lalu
kenapa masih tetap di permasalahkan juga, jika itu ckup membuat mengerti.
Saya
bukan seorang mengumbar maaf, hanya saja itu cara termudah saya menyelesaikan
masalah dengan sikap bijaksana.
Saya
dan pengamat sunyi itu tak ada beda itupun saya, saya selalu sendiri,
bercengkrm pada ruas tembok-tembok kamar, lalu kemudian mengisahkanya pada
langit-langit atap dan menyelesaikanya dengan tangis yang diserap sang bantal.
Seberapa
besar saya bertahan pada masalah, seberapa kuat busa itu menyerap air mata
saya,
Saya
memang sendiri, bukan sebuah takdir atau pun pilihan, tapi itu langkah untuk
saya tetap kuat dan memahami hari yang mengiringi.
Saya
perempuan bukan yang terlalu egois, saya hanya ingin dipahami lebih, lebih dari
orang-orang yang sering mendiamkan, dan bukan pula berbeda saat saya dihadapan
anda, orang yang saya cinta, cukup untuk saya terbuka dan lebih menyerahkan
semua kepenatan ini,.
Berulang-ulang
membuat amarah, bukankah maaf penyelesainya, lalu harus ditebus dengan apa
?????????
Akankah
malam ini saya bilang , atau sekedar mempromosikan bahwa saya benar-benar
terluka.......
Saya
perempuan kemudian itupun saya, hanya cara yang salah yang ntah kita yang tak
dapat memikirkanya.
Terkadang
orang yang mencintai itu, seperti mematahkan saat mengungkapkan marah atau
kekesalahan, tapi itu adalah perhatian yang memberi penjelasan bahwa kamu lebih
berhak memahami lebih untuk mengerti ------perempuan yang ingin bermimpi indah
bersamamu malam ini___tersayang J.