Selamat Datang,...Blog ini hanya ingin berbagi dan sharing bersama,....

Kamis, 16 Januari 2014

surat ke 2 ( ibu mertuaku tersayang )



Asalamualaikum wr.wb.

Buat wanita yang begitu lembut dan telah berhasil mendidik tulang rusukku...

Hingga kelembutanya mampu membuat hatiku luluh dan mencintai dengan ketulusan...

Saya menggoreskan tulisan ini pada curahan lembar putih yang masih kosong dan bersih...
 Pada harap yang tak pernah lepas dari setiap sebuah kebahagian.

Ibu mertuaku yang baik hati ....

Memperkenalkan diri terlebih dahulu, mungkin tak begitu buruk,

Saya, yaa...

saya hanya seorang wanita biasa, dari keluarga biasa, yang ketaatanya juga biasa, ....

mempunyai kecantikan yang tak pantas diperhitungkan karena sangat biasa
pula, dengan ketabahan yang tak seberapa....

Sayabukan layaknya siti khadijah ra yang begitu mulia di mata ALLAH dan rasulullah...

Sayabukan seperti siti aisyah ra yang begitu cerdas untuk mendampingi suaminya

Sayabukan juga sama dengan al-khansa yang sangat bijak dalam mendidik mujahid-mujahidahnya....

Saya hanya wanita biasa , Untuk disederhanakan dari sebuah penilaian, ...
Tetapi ibu...

Saya hanyalah wanita akhir zaman yang ingin menjadi wanita sholehah....

Saya hanya wanita yang ingin menjadi istri yang baik untuk putra yang telah engkau lahirkan...

Menjadi menantu yang disayang untuk sama2 menyangi putramu...

Saya tidak akan memonopoli kasih sayang mu untuk mendapat perhatianya...

Tidak akan membuat jarak antara kalian berdua....

Tidak juga mengambilnya darimu.....

Justru saya akan membuatnya lebih taat padamu....

Saya hanya wanita biasa yang akan mengabdi padanya dan padamu  ibu mertuaku ...

 membesarkan mujahid-mujahidah kami yang akan menjadi cucu-cucumu....

Saya akan berusaha membawanya lebih Menghormatimu, sebab surganya adalah telapak kakimu...

Saya hanya wanita biasa, yang hanya ingin menyayangimu dengan kebijaksanaan dan mendapat ridhomu untk menjadikanya imam dan pelindungku serta anak2ku kelak....

Saya harap kita bisa menjadi rekan yang baik,…

Karena pernikahan adalah membuka tabir rahasia antara aku dan anakmu…

Butuh banyak kesabaran untuk menghadapi banyaknya kejutan – kejutan dari perbedaan antara kami,….

Saya berharap engkau dapat menjadi penasehat jika ku sedang dalam ke alpaan…

Menjadi pendegar yang setia saat saya ingin berbagi….

Karena sekali lagi saya bukanlah siti hajar yang sabar dalam penderitaan….

Pun menjadi harapmu untuk cita-cita putramu tersenyumkenyamanan dalam ketenangan....

Wassalamualaikum,……Wr…Wb…..


Dari perempuan 
yang  sangat menyayangimu 
dan menjadi menantu wanitamu 

Rabu, 15 Januari 2014

surat 1 ( tak ada alasanku untuk tidak mencintaimu )

15 januari 2014 

Pukul 01:28

Aku masih belum sempat untuk bermimpi indah tentangmu, mataku sangat enggan untuk terpejam, dan memory ku masih berkeliling dengan perjalanan beberapa waktu silam.
Aku mencintaimu tanpa alasan
Ntahlah, terlalu sederhana sekali cinta itu, jika kebanyakan orang mengungkapkanya begitu, aku tidak setuju, semua yang ada didunia ini termasuk cinta punya alasan, seperti kamu, kamu lahir kedunia ini juga beralasan, dengan alasan bijak, terlahir karena cinta dari kedua orang tua...
Begitupun aku mencintainya...
Aku mencintainya karena tak ada alasanku untuk tidak untuk mencintainya....
Buat kamu yang saat ini sedang memejamkan mata, dan bermimpi indah yaa...
Kamu tahu, kenapa aku begitu mencintaimu,

1. kamu tidak pernah meninggalkan shalat wajibmu
kurasa, kelak kamu akan menjadi imam yang baik untukku dan anak2ku.

2. Kamu tidak pernah dalam 3 jam tidak mengabariku, kecuali saat kamu tertidur.
Akan tiba saatnya ketika kamu terbiasa tak menghubungiku, maka akan menjadi biasalah kita dalam ketidak tahuan, tetapi kamu tidak, sesibuk apapun kamu dengan pekerjaan kantormu, kamu selalu menyempatkan untuk mengabariku, begitu mengkhawatirkanku, begitu berartikah aku dihidupmu... hehehehe

.....buat kamu yang selalu ada waktu untuk melihat wajahku, meski dari sebuah video call  dalam ramainya pekerjaamu, maacih syang.



buat yang tersayang, maacih udah nemani bobok saat libur kerja, walau kecukupan itu hanya mampu di uraikan oleh layar Labtop :*

3. Kamu tidak pernah marah ketika melihat perbuatanku yang terkadang menyakitimu, kamu hanya memberi penjelasan sedikit kekecewaanmu, lalu aku meminta maaf, dan kita berbaikan kembali.
Kamu itu terlihat sedikit bawel terkadang, tapi hatimu begitu lembut dan pemaaf, meski terkadang aku yang salah, kamu selalu mengalah, agar hubungan kita baik2 saja.

4. Kamu itu rela berkorban dan selalu ingin membahagiakan aku dengan cara romantismu.
Caramu yang begitu menawan, bela2in buatin kejutan saat ulang tahun ku.

saranghaeo ayang....:*

5. Tingkat kepekaanmu sangat tinggi
Kepedulianmu yang terkadang tak terbaca, tapi lebih mengerti aku dalam memahami, kamu tidak pernah sekalipun membuatku cemburu dengan wanita lain saat kita berhubungan, karena kamu sangat tahu menempatkan posisimu.

6. Kamu pelindung yang baik
Kamu selalu percaya padaku, dan selalu mengerti apa yang kulakukan, sebab kamu selalu berusaha untuk mengerti apa yang kulakukan bukan hanya sekedar tersirat tetapi makna yang tersirat.

7. Kamu yang bersungguh2
Kamu yang bersungguh2 ingin menjagaku dengan menjadikanmu pendamping di suka dukaku, saat dimana kamu dengan beraninya mendatangi kedua orang tuaku mengatakan keyakinanmu padaku.

Aku tidak tahu lagi menjelaskanya ,untuk bagaimana aku tak menyukaimu...
Karena tidak ada alasan untk aku tidak mencintaimu.


perempuan yang begitu bahagia 
dengan cara cinta kamu 
yang begitu sangat istimewa

Selasa, 07 Januari 2014

klaten Itu Kita



Sipit......

Aku ingin menatap matamu, yang ketika kamu tersenyum ia mengilang malu-malu...
Aku ingin membuka kelopaknya, mengitung jumlah bulu matamu...
Aku mau merabanya, memandangnya berlama-lama, selaksa kedamaian yang jatuh kehatiku....

Cina....
Aku meyakini bahwa kamu memang keturunan, hingga aku sempat menyebutmu dengan itu....

Bawel....

22 desember 2013

 aku dibandara Adisucipto yogyakarta, sambil menelponmu yang berpura2 tertawa, kamu tahu, hatiku bagai bom waktu yang siap meledak saat itu,
Menjemput orang tuamu, ayah dan ibumu.....
Yang masih temaram di ingatanku, pada beberapa pertemuan yang terlampaui.
Ibumu terlihat cantik, pun ayahmu begitu bijaksana, memakai topi putih dengan langkah kaki tegap, tak jauh beda denganmu, cara senyumanya, bicaranya, dan gerak geriknya, pandangan serta ungkapanya.

Melewati jalan pedesaan yang masih banyak kerikilnya, hamparan sawah yang menghijau luas, serta bebek yang dianggon mandi di kali melontarkan kekaguman,
Memeluk wanita tua, yang sudah tak asing lagi di ingatan, keharuan membuyarkan ungkapan kekangenan, melontarkan airmata yang tak terbendung, aku menyebutnya mbah....
Mbah sepertimu bawel, tapi ia penyayang, ramah tersenyum dan penuh kasih sayang....
Klaten itu Kita
Kita itu keluarga, saling melengkapi dan utuh berbagi,,,

Aku bercerita pada senja, pada lereng bukit pegunungan seribu yang begitu anggun dikediamanya, suara adzan yang selalu terdengar nyaring disamping rumah, menumbuhkan citra kedamaian dan ketenangan hati, ketukan alas kaki anak2 yang berlari dihalaman ....
menyairkan irama musik alami...
 ditambah derasnya sumber air sawah yangmeritmekan keheningan desa....begitu ideal untuk menciptakan ketentraman penghuninya.
Fajar berdamai diantara mentari nan elok, menyelimuti dengan mega di bhiru indahnya langit klaten....

Kami menyusuri jalan setapak, jalan yang melingkar mengelilingi potongan hijaunya padi yang tertanam,
Aku, ayahmu dan ibu.... bercengkrama dan saling berbagi kehidupan, porosnya gunung merapi, merbabu dan lawu menjadi menyeka penglihatan, 3 bukit tinggi yang menjulang indah, diantara perasaan yang berbeda, menjadi mengganti apa yang ku sebut orang tua, mereka adalah kita, bagian yang tak terpisahkan, adalah hati yang penyejuk kemelutan....
Memahami, mengerti dan ungkapkan cara penempatan diri, ....
Senyuman , rona merahnya mentari ikut mengamati perlahan...
....

Klaten itu kita..........
Menanti senja dengan duduk di halaman masjid,
Membantu membereskan peralatan mengaji dan saling berbagi rasa dengan lingkungan, cukup menyatakan binar cahaya mata yang enggan menghilang...
Shalat berjamaah dengan mereka, orang tuamu, yang kelak akan kuhormati layaknya hal paling berharga untuk membawamu menuju surga, ....
Berpaling cara, hanya untuk menanyakan semua tentangmu, dan menikmati masakanku yang ala kadar ....
dengan tertawa renyah sambil mengunyah...

Klaten itu kita......
Aku yang bukan orang asing, aku bukan hanya mencatat setiap prilaku yang terjadi, bkan pula penggali kenangan mereka, atau juga menyimpan memory mereka untuk kumuseumkan di benak..
Bukaaan!!!!!!!!....
Aku hanya ada, karena kita, kita berawal disana, dari cinta mereka, dari perkenalan, pertemuan kita, lalu menjadi ada didalam ....
Aku akan membawa setiap celah2ya waktu dan menjadi sahdu yang tersusun rapi dalam kebersamaan....
Mereka itu adalah kamu...
Kamu yang berawal dari sana..
Kamu yang ada karena mereka ada disana...
Dan kita akan menarik disana....

Klaten itu kita......
Melelapkan diri bersama wanita yang paling kamu cintai dan banggakan..
Menatap guratan menawanya garis bibir...
 yang pertama kali kamu lihat saat terlahir didunia dalam kehangatan pelukanya...
menyium aroma yang selama ini menjadi satu kasih  dalam dirimu...
mengeja bicaranya yang tak terbaca telinga tetapi terdengar mata, menyatakan sebuah maksud.....

klaten itu kita........
aku ditemukan dan kemudian terlalu nyaman disana ....
apa yang tdk pernah kudatangi, namun kudapatkan disana...
aku kini punya apa yang yang lebih dari sebuah harapan...
punya berlama2 ada pada mereka...
karena klaten itu kita...
aku, kamu, ayah, ibu, serta mereka dan mereka yang telah saling tertemukan....

lebih dari sekedar perasaan senang, haru, mereka menjadi satu di bagian terdalaam hati....
kita terpotong2 dalam bagian...
menjadi utuh di klaten penuh cinta....
“aku, ayah, ibumu yang di indahkan ketika liburan di klaten”

Senin, 06 Januari 2014

Kisah ku,..



Bertajuk cerita yang tak tentu namun punya arah tertuju yang pasti,..

Tulang rusuk yang selama ini ku cari,..
 telah menyatu menjadi satu dalam jiwa ini,..
 hati yang dulu tak mengerti akan perasaan apa yang dirasakan,..
saat cerita telah terbuat,..
saat semua telah jelas dalam arah tertuju ialah kebahagiaan.
Saat diri ini hanya mengenal duduk manis memakai baju merah putih menatap guru yang mengajar, pulang ke rumah tuk bermain,.. bermain kelereng sampai petang datang,… saat malam yang dihabiskan hanya tidur,.. menyambut pagi yang diantar oleh ayah,… saat ceria yang hanya dihiasi oleh bermain dan bermain,..
Saat yang bersamaan seorang perempuan yang manis datang tuk mengenal diri ini,..

 lingkungan ku yang sama,.. teman, guru dan sekolah.
Perempuan menghampiriku dengan sejuta penuh cinta tulus yang ia persembahkan,.. memberikan “Keripik jaipong”.

Rasa malu, tak tahu, aneh dan bingung,.. mengapa ia berikan ini. Ia dengan sedikit marah untuk menutupi rasa malu akan perasaan yang ia rasakan bernama “cinta”

aku hanya diam dengan perasaan malu yang luar biasa di olok-olok teman-teman yang mengelilingi kami,.. sungguh aneh. Aku pun ak tahu apa yang ia rasakan dan mengapa ia berbuat begitu,.. kami seperti musuh yang tak ada sapaan tuk di ucapkan lewat kata-kata.

Tiba waktu saat aku meninggalkan desa yang penuh kesunyiaan malam yang dihiasi suara jangkrik dan babi hutan. Saat ku meninggalkan kenangan masa putih merahku yang ku tak tahu mengapa ia ada akan perasaannya kepada ku,..

Tiap saat aku makan keripik jaipong aku selalu mengingatnya,.. ceria manisnya selalu terbayang dalam benak ini. Beranjak saat aku mengenakkan pakaian putih abu-abu. Orang yang ingin sekali ku temui ialah ia yang memberiku keripik jaipong. Pernah bermimpi dalam lelap tidurku, aku kembali ke desa yang penuh kesunyian malam yang dihiasi suara jangkrik dan babi hutan. Tapi, entah kapan,… aku ingin meminta maaf atas ketidaktahuanku akan perasaan yang ia sampaikan. Ternyata, di saat yang bersamaan ia telah mempunyai pendamping dalam kesehariannya. Ada rasa kesel terbesit dalam hati. “ngapa lah ia udah punya”.. perasaan kecewa atau bahagia namun ku juga tak menyadarinya. Saat pertama kami mulai berkomunikasi, perasaan yang sama yang kurasakan saat ku mengenakkan pakaian putih merah tetap sama. Rasa malu dan tak tahu itu sama,…

kebodohan yang belum sangat mengenal  yang namanya “cinta”. Namun, ia seakan-akan hanya basa-basi, mungkin karena ia menghargai pendampingnya saat itu.
Satu tahun berlalu sejak tak ada lagi komunikasi yang terjalin antara kami,.. malam hari, saat ku bersama teman wanitaku sedang keluar. Di waktu yang sama ia menelphone ku dengan nomor yang baru. Itu pun yang berbicara ialah teman ia,.. aku sungguh senang tanpa memikirkan perasaan teman wanita yang ada bersamaku. Mulai kami bercerita, dan akhirnya ia yang dengan suaranya kami habiskan dengan canda tawa, keluh kesah ia sampaikan. Hubungan yang terjalin begitu saja, saat ia memutuskan tuk meninggalkan pendamping nya yang tak memperdulikan ia lagi dan selalu menyakiti. Yang aku rasakan dengan ketidaktahuan ku akan apa yang kurasakan. Aku memiliki keyakinan kepada perempuan ceria manisnya “keripik jaipong”.

Semakin lama semakin aku memahami cinta itu apa, dan apa perasaan yang ku rasakan yang ku sebut keyakinan. Dengan cara ia yang begitu aneh membuat aku paham akan perasaanku sendiri. Cara yang bahkan tak dimengerti saat emosi itu telah muncul dan pikiran kotor yang merusak.

 Cara yang begitu relevan akan realitas kehidupan, ia dengan senyum malunya dan kecantikan yang ia pancarkan.

Ku telah menemukan apa arti perasaan yang ia sampaikan lewat keripik jaipong, ia ialah tulang rusukku yang kucari selama ini. Saat kami telah mengucap janji segenap ketulusan kami selalu bersama, dengan ku mengenakan cincin pada jari manisnya. 
Saranghaeo sayank,.. J :*

Minggu, 05 Januari 2014

semua tentang RASA


Itukah kamu ?

Langit Yogya yang temaram
enggan bergumam
Hujan yang awet
menyeringai cerewet
Dinginnya malam
Menambah cercah kelam
Kerinduan yang menghujam
menancapkan resah yang mengalir mengenyam
menyeiringi lekuk-lekuk terdalam

Tiba-tiba saja sosok itu muncul kembali
Perasaan menggebu hadir kembali
Menyesal sedikit akan penantiang yang tak berujung kembali

Tergambar parasmu
Terdengar tawa renyahmu
Tersimpul senyum manismu
Demi ALLAH, aku merindukanmu!

Aku ragu menyebut rasa
Aku ragu menyebut damba
Karena kisah kita sebenarnya tak benar-benar ada satu antara
Karena cerita kita sebenarnya tak benar-benar tercipta di waktu bersama

Itukah kamu?
Seseorang yang pantas kucintai daripada kubenci

Itukah kamu?
Sosok semu yang hanya beberapa kali kutemui pada mimpi

Tanpa alasan yang pasti
Meskipun kita berjarak lagi

Aku masih terus menyelipkan namamu dalam doa kala sunyi
Setiap pagi
Setiap hari

Aku benci sendiri
Terutama ketika kutahu kautak lagi di sini

Aku takut dihantui sosok rindumu tak tertahan lagi
Sosok yang  kucintai dan kukagumi setengah mati
Dari perempuan yang 
Merindukanmu tak pernah bosan,
meski harus bertahan pada jeda waktu.

Semua yang kubilang Kamu! 

Semua yang kubilang kamu
adalah langit yang membuai riuh dalam bhiru
Semua yang kubilang kamu
adalah sapa lembut hangat matahari yang meluluhkan kepedihan
Semua yang kubilang kamu
adalah cahaya yang menelusup lewat jendela kamarku
Semua yang kubilang kamu adalah rayu
Tempat kita memejamkan mata sejenak
dari lelahnya nyata

Sepotong sepi yang memayungi
Memecah identitas yang tersembunyi
Kauarahkan sayapku ke sana ke mari
Menyentuh tatap yang tak pernah kutemui

Tak ada ragu bagimu
karena cinta telah menyerah pada pengasingannya
pisau yang tersembunyi
Menjawab tanya yang menggerogoti
Bunuh aku dengan rindu yang selalu ingin kausudahi!

Semua yang kubilang kamu
adalah angan yang tak mampu menyentuh bibir kenyataan
Semua yang kubilang kamu
adalah tawa di balik pelupuk air mata

Semua yang kubilang kamu
adalah kita
yang tetap saja berjarak



Aku Ingin Mendekapmu :') 


Aku ingin mendekapmu 
Walau rengkuhan jarak itu tak pernah mengizinkan kita bertemu

Aku ingin mendekapmu
Walau jemari kita belum saling menggenggam sampai detik ini

Aku ingin mendekapmu
Walau kita belum saling mengenggam dan bertemu

Aku ingin mendekapmu
Walau tinggi badanmu jauh diatasku

Aku ingin mendekapmu
Saat kamu kelelahan menjalani riuhnya aktivitas
Saat kamu rapuh dan menangis
Saat kamu merasa bahwa dunia terlalu keras untuk kaujalani sendiri
Saat kamu mengira tak seorangpun yang peduli pada perasaanmu

Aku ingin mendekapmu
Saat pertama kali aku membuka mata dari tidur lelapku
Saat hanya kamu yang kulihat dibangun pagi hariku
saat cukup kamu yang kutatap ketika ada pada waktumu

Aku ingin mendekapmu 
Di bawah hangatnya sinar mentari pagi
Di bawah teriknya surya yang meradang menyerang
Di bawah redupnya matahari kala senja
Di bawah sinar rembulan dengan hiasan bintangdi langitnya bergermerlap

Aku ingin mendekapmu
Saat angin dengan nakalnya menggelitikmu dan meniup lembut rambutmu
menciumi bulu kulitmu yang merekah

Aku ingin mendekapmu 
Saat rindu mengganggu laju kerja otak dan hatimu

Aku ingin mendekapmu
Saat langit sedang menenun benang-benang hujan
Lalu kita saling mendekap dibawah deras rindunya
Hanya berpayung rambut basah dengan balutan senyum bahagia
Sungguh, aku mencintaimu

Aku ingin mendekapmu, sampai Tuhan memeluk kita.

Sabtu, 04 Januari 2014

secuil senyuman di gombong :)



Gombong, 1 januari 2014
mendapati kota gombong, kali pertama dengan menapaki tangga dimulai saat mendatangi terminal gombong, dimana baru saja selesai menurunkan diri dari kereta api yang melaju dari stasiun tugu ke kota kecil disalah satu kabupaten kebumen , propinsi jawa tengah tersebut.....
Masih berisik dengan kendaraan, pejalan kaki yang lalu lalang di gang sempit samping kossan, ....
Pada embun pagi yang menemani kesejukan merunduk dalam kalbu....
 membawa harapan indah,
Peluk aku pada mimpi yang akhirnya nyata, genggam jemariku, dan tuntun aku pada jalan bahagia....
Sang mentari berbagi cerita menata semua kelu yang pernah ada...
 dan menghapus duka menjadi senyuman panjang yang membekas....
Semuanya pasti sama, kita akan bersama menjalani waktu, mengitari hari... dan menciptakan kenangan,.....
Tak meninggalkan 2013,tetapi ada di 2014.

Gombong , 2 januari 2014
Masih pada tempat dan waktu yang sama, berdampingan mentari pagi di gombong, awanya indah sekali dan bercerita banyak hal bahagia....
Aku masih saja bermalasan, di sebuah sofa tidur, yang seukuran kecil diperkirakan hanya mampu di gunakan untuk satu orang.
Cahaya penghangat masuk dicelah2 rongga udara kamar membias sempura.....
 Manis sekali hari ini, melintasi waktu yang berawal di hari ke 2 pada januari 2014 bulan pertama,
Tersenyum simpul menyatakan bahwa aku menikmati pagi di gombong.
Seperti hidup, semua berawal dari tokoh utama yang menjalankan, dimanapun aku bermukim, semua tergantung yang menjalani, meski semuanya terbilang oleh biasa saja.....
Bahagia itu kita yang menciptakan, senyuman itu, kita yang melontarkan, dan senang itu kita yang merasakan.
Kehidupan adalaah diri kita sendiri, seramai apapun dunia, jika kita mersa sepi, maka terciptalah sunyi yg dirasakan, sehampa apaun tatapan, jika kita membuat bermakna, maka akan berartilah apa yang di lakukan......
Aku bahagia digombong, meski hanya ada di sebuah kamar kecil yang tak begitu rapi, ada lemari kayu tua, kaca datar, duabuah kursi tamu, meja kayu yang berkuran setengah meter dan setinggi pinggang orang dewasa, serta dua buah sofa tidur , ditambah 2 buah jendela, ....
Semuanya membahagiakan, mereka temanku menonton, teman berhayal sebelum tidur, dan teman tersenyum saat mengingat hal indah....
Hal –hal yang ada disekeliling kita itu....
 tergantung siapa dan apa yang akan kita lakukan , menggantung pada apa dan siapa yang memperlakukan.
Seperti baju, baju itu terlihat bagus, saat siapa dan untuk apa digunakan, jika digunakan untuk kepertemuan dan dikenakan dengan percaya diri, maka.... hasilnya pun menarik, tetapi jika digunakan untuk kesawah dan diletakkan sejajar dengan lumpur, pasti hasilnya akan kotor dan tak menarik ... melakukan hal terbaik maka setidaknya membuahkan nilai yang baik.

Gombong, 3 januari 2014 
Senja mendengarkan...
Membawa dalam pelukan kepedulian....
Berhasrat utarakan kepekaan...
Gerak, ungkapan keempatian...
Dan penantian untuk sebuah keharmonisan persahabatan.

Gombong, 4 januari 2014 
Berisik cengkrama yang ternikmati oleh kunyahan jajanan pasar yang melegit dilidah bersensasian,
Bahasa yang berdialek ngapak terasa sudahberkawan...
Meski dimulai dengan kegelian tawa untuk membiasakan.
Kami sudah serumah, dengan lingkungan bising manusia yang di bagian ruangan depan,
Balkon indah dihias anggrek ungu yang merindukan, blog2 panjang menyusun setiap sekat  yang berdampingan....
Pun dengan ruang tamu simple menyusun susunan sofa coklat muda serta tv 29 inchi, dan riuh musik jawa yang terdengar jelas sebagai penghantar tidur di tembok kanan.........
Jeritan 3 anak laki2 pemilik rumah lebih bertautan...
Saling melepas riang dalam keebohan yang panjang....
Dan aku masih setia pada labtop kesayangan....
Menjadi saksi ketulusan perjalanan.

*Hingga ntar siang, kembali kejogja, sepulang dari beberpa hari menemani seorang sahabat yang mendapat praktek untuk jurusan akademi keperawatan di Rumah sakit PKU Muhammadiyah Gombong.*